Ekspose Seminar Hasil Kajian Food Estate Dalam Rangka Mendukung Pembangunan Ibu Kota Negara di Provinsi Kalimantan Timur
Selasa, 29 November 2022 telah dihadiri Undangan Ekspose Seminar Hasil Kajian Food Estate Dalam Rangka Mendukung Pembangunan Ibu Kota Negara di Provinsi Kalimantan Timur (Identifikasi Kawasan Sentra Pengembangan Pertanian). Acara ini diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalimantan Timur
Acara ini dibuka oleh Bapak Dr.M.Ir.H. Fitriansyah, ST., MM selaku Kepla Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur, serta dihadiri oleh Akademisi, TGUP3, OPD di lingkup Kabupaten/Kota serta OPD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Tujuan kegiatan ini untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengiventarisir dan memetakan potensi lokasi pengembangan Kawasan Sentra Pengembangan Pertanian guna mendukung ketahanan pangan di Ibu Kota Nusantara khususnya dan Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya.
Berikut rangkuman pembahasan pada acara tersebut :
1. Luasan padi sawah eksisting seluruhnya adalah seluas 38.399,48 hektar.
2. Kabupaten dengan lahan pertanian pangan padi sawah eksisting terluas terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 13.074,77 hektar. Sedangk an Kabupaten Berau merupakan kabupaten dengan luas lahan sawah eksisting terkecil yaitu seluas 2.311,14 hektar.
3. Terdapat 17 kecamatan dengan luasan lahan eksisting padi sawah lebih dari 500 hektar. Kecamatan yang memiliki lahan pertanian pangan padi sawah esksisting terluas terdapat di Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara seluas 6.975,41 hektar.
4. Hasil analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan komoditi padi sawah di 6 lokasi studi, terdapat lahan potensial seluas 791.363,31 hektar.
5. Lahan potensial terluas terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 272.521,90 hektar, dan lahan potensial terkecil terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara seluas 24.763,92 hektar.
6. Kecamatan dengan lahan potensial padi sawah terluas terdapat di Kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 77.470,73 hektar dengan kondisi tutupan lahan dominan saat ini adalah semak belukar rawa (44,77 %) dan hutan rawa sekunder (38,67 %).
7. Faktor pembatas dominan dalam pengembangan pertanian pangan pada lokasi kegiatan adalah retensi hara (pH tanah, Kejenuhan Basa), kondisi perakaran (bahaya banjir), kelerengan, dan toksisitas (kedalaman sulfidik/ pyrite).