Studium Generale ”Sustainable Development For Nusantara and East Kalimantan
(10/8/2023) menghadiri kegiatan Studium Generale ”Sustainable Development For Nusantara and East Kalimantan. Kegiatan ini dilaksnakan pada hari Kamis tanggal 10 Agustus 2023, bertempat di Aula Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan ini di buka oleh Bapak Dr. Ir. H. Fitriansyah, ST., M.M selaku Kepala Balitbangda Kaltim dengan narasumber Dr. Kei Otsuki selaku Associate professor University Of Utrecht.
Adapun hal yang disampaikan adalah sebagai berikut :
- Pembangunan IKN Nusantara secara bertahap hingga tahun 2045 akan mengusung konsep forest city, aktifitas kota dan tetap memerhatikan aspek lingkungan. Pembagian zonasi IKN Nusantara, nantinya wilayah IKN Nusantara akan memiliki 75% area hijau yang terdiri dari 65% area yang dilindungi dan 10% area untuk produksi pangan. Sehingga IKN akan menjadi kota inklusif, terbuka, dan ramah bagi seluruh kalangan masyarakat untuk hidup berdampingan. Unsur-unsur penting kota berkelanjutan harus mencakup pengelolaan sumberdaya secara tepat guna, pemanfaatan sumberdaya air dan energi harus efisien, adanya pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan lingkungan alam dan binaan yang sinergis dengan konsep forest city. “Hal ini untuk memastikan kelestarian lingkungan dengan minimal 75% kawasan hijau serta menyeimbangkan ekologi alam, kawasan terbangun dan sistem sosial yang ada secara harmonis.”
- Penelitian terkait tema Forest City Ibu Kota Negara merupakan penelitian kerjasama antara Badan Riset Nasional, Utrecht University, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas
- Pemindahan Ibu Kota Negara ke Provinsi Kalimantan Timur memberikan dampak yang harus diperhatikan, salah satu contoh dampak yang sangat nyata saat ini berupa deforestasi hutan yang menjadikan penelitian ini sangat penting terhadap pembangunan IKN. Perkembangan urbanisasi pada rencana IKN dapat mengakibatkan tingginya deforestasi hutan. Sebagai contoh studi kasus pada negara Brazil, pada tahun 1960 terjadi perpindahan ibukota negara yang semula berada pada Rio De Janeiro berpindah ke Brasillia. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat deforestrasi hutan dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di ibukota Brazil.
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta dapat menjadi masukkan terhadap pemerintah Republik Indonesia.