Rapat Koordinasi Daerah Penyusunan Peta Peluang Investasi Dalam Rangka Mendukung Ibu Kota Nusantara
(29/8/2023) Rapat Koordinasi Daerah Penyusunan Peta Peluang Investasi Dalam Rangka Mendukung Ibu Kota Nusantara. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2023 bertempat di Grand jatra Hotel Kota Balikpapan. Kegiatan di buka oleh Bapak Nurul Ichwan,SE.,MM selaku Plt. Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM. Pembahasan pada kegiatan ini meliputi sektor industri, sumber daya alam, sektor jasa dan kawasan serta sektor infrastruktur. pembahasan dalam kegiatan ini :
Terdapat 3 proyek strategis infrastruktur berupa logistic dan konektivitas, penyediaan dan pengelolaan air & Pengolahan limbah.
Pada infrastruktur penunjang logistik dan konektivitas terdapat 2 alternatif lokasi berdasarkan analisa tenaga ahli BKPM yaitu terminal kariangau dan pelabuhan kuala samboja. Permasalahan dalam sektor logistik infrastruktur berupa :
- Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan menumbuhkan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berimplikasi pada tingginya permintaan akan barang dan jasa, sehingga diperlukan pemetaan alternatif lokasi pendukung potensial guna pengembangan layanan logistik (Terminal Barang) pada kawasan atau mitra IKN.
- Pemilihan lokasi Terminal Barang ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, sehingga diperlukan informasi mengenai rencana pengembangan/pembangunan aksesibilitas lokasi dengan simpul dan jaringan transportasi lainnya.
- Pada sektor penyediaan dan pengelolaan air bersih terdapat 3 lokasi potensial nyaitu KP IKN (Kab. PPU, Kab Kukar dan Kota Balikpapan), KP IKN (WP Kuala Samboja, WP Muara Jawa dan WP Simpang Samboja) & WP II (WP IKN Barat). pertimbangan lokasi berdasarkan arahan pemanfaatan ruang dalam RDTR dan berdasarkan sasaran layanan yang masih membutuhkan inovasi pembiayaan dalam penyediaan air minum.
- Pada sektor pengolahan limbah terdapat 2 lokasi potensial yaitu KI Kariangau dan KI Buluminung. Permasalahan dalam sektor air limbah adalah berupa kurangnya lahan yang tersedia dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur pengolahan limbah dimana kebutuhan lahan sebesar 10 Ha.
- Peluang investasi pada sektor jasa dan kawasan terbagi menjadi 3 sektor yaitu kawasan industri, hotel dan Mice & properti. berdasarkan Perpres no. 63 Tahun 2022, Lokasi dari proyek-proyek unggulan dari keenam klaster direncanakan untuk mendukung kerja sama Ibu Kota Nusantara dengan wilayah mitra/penunjangnya baik dalam kerja sama Tiga Kata, maupun dengan wilayah pendukung lainnya. Rencana pengembangan keenam klaster akan difokuskan di Kawasan Industri di Kariangau, Kota Balikpapan dan sekitarnya, dan akan didukung dengan pengembangan keterhubungannya dengan pemasok di ilayah lain di Indonesia. Klaster Farmasi Terintegrasi akan difokuskan di Kawasan Industri di Kariangau, Kota Balikpapan dan sekitarnya, termasuk melihat dukungan Kawasan lndustri di Buluminung di Kabupaten Penajam Paser Utara untuk pengembangan farmasi alternatif yang berbasis pangan yang dapat memberikan manfaat medis atau kesehatan, termasuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Kawasan Industri Buluminung juga direncanakan untuk menjadi lokasi untuk pengembangan Klaster Industri Berbasis Pertanian Berkelanjutan dan Klaster Kimia Maju yang berbasis lemak tanaman dengan dukungan kolaborasinya dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MaloyBatuta-Trans Kalimantan untuk hilirisasi oleokimia dan pengembangan biofuel.
- Permasalahan yang ada saat ini pada KPI Buluminung adalah Banyaknya ekosistem mangrove pada lokasi KPI Buluminung membuat lahan yang dapat dimanfaatkan menjadi KPI Buluminung semakin terbatas.
- Sehingga pada Sektor industri oleochemical, berdasarkan pertimbangan berupa kebutuhan bahan baku berupa amoniak. Maka diputuskan bahwa KIE Bontang merupakan lokasi yang paling relevan untuk pembangunan industri oleochemical kelapa sawit karena kedekatan lokasi terhadap bahan baku amoniak. Sedangkan KPI Buluminung berfokus pada sektor agroindustri melihat saat ini sektor pertanian memiliki potensi dalam pertumbuhan PDR Kab. PPU.
- Pada sektor Properti, Hotel dan Mice, Kebutuhan penyediaan hotel dan venue mice, meningkat sejalan dengan bangkitan kegiatan yang muncul beriringan dengan peningkatan populasi. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) mendorong perpindahan populasi menuju lokasi ibukota baru, pertambahan populasi akan mendorong peningkatan kebutuhan jumlah hunian. Ketersediaan fasilitas perumahan yang belum berkembang seiring penambahan populasi akan mendorong tumbuhnya permintaan atas hotel. Aktifitas pemerintahan dan non pemerintahan pun tidak terlepas dari kebutuhan fasilitas untuk melakukan pertemuan maupun aktifitas yang bersifat komunal, keberadaan mice yang memadai merupakan salah satu solusinya.