Integrasi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Transportasi Kawasan Ibu Kota Negara Dan Daerah Penyangga
agenda FGD Laporan Final Studi Via Zoom Meeting "Integrasi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Transportasi Kawasan Ibu Kota Negara Dan Daerah Penyangga" yang dilaksanakan oleh Kementrian Perhubungan Badan Penelitian dan Pengembangan bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada. Adapun point-point dalam agenda tersebut adalah :
• Sebagaimana arahan program ini menjadi program yang strategis dan diperkirakan akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terwujudnya rencana lengkap. Dalam hal ini menjadi tantangan adari sisi tidak saja teknis, tapi juga non teknis misalnya kelembagaan, pendanaan, sampai pada aspek social dan ekonomi
• Potensi kerjasama antar wilayah dalam mendukung IKN diidentifikasikan dapat berkembang karena IKN membutuhkan dukungan suplai logistic baik di tahap awal pembangunan, pembangunan lanjut dan tahap operasional, sedangkan Kaltim memiliki nilai LQ rendah kecualipada sector pertambangan, sehingga membutuhkan dukungan dari provinsi lain baik di pulau Kalimantan maupun dari luar pulau
• Dari sisi infrastruktur, infrastruktur transportasi di Balikpapan, Samarinda lebuh berkembang sedangkan akses ke wilayah lain melalui darat, udara dan laut(dengan tingkat pelayanan yang berbeda-beda). Dari sisi konektivitas, tingkat konektivitas tertinggi di Balikpapan dan Samarinda. Dari hasil analisis dibutuhkan jaringan jalan baru dan simpul-simpul baru
• Dari sisi tahapan pengembangan, tahap awal diusulkan menggunakan moda yang sudah ada (udara, jalan darat), sedangkan di tahap lanjut :pengembangan sesuai pentahapan pembangunan di IKN
• Jika ada pengmbangan IKN akan ada PR bagi provinsi, terutama untuk kawasan daerah mitra, jangan sampai terjadi ketimpangan dengan pengembangan yang ada di IKN
• Secara konsep di dalam kawasan IKN bisa didesain dengan green transportasi, tapi di kawasan luarnya lebih sulit untuk didesai sebagai green transportasi, dalam hal ini perlu pengaturan agar dapat saling melengkapi
• Pengembangan berikutnya dilakukan pada level yang lebih kecil per masing-masing moda dengan tetap menggunakan konsep integrasi jaringan prasarana dan pelayanan
• Tantangan integrasi 1. IKN dengan intensitas pembanguan tinggi akan mendominasi pola jaringan, jaringan luar IKN bersifat menyesuaikan. 2. Belum tersedia perencanaan pasti yang dirilis ke public menimbulkan risiko tingkat presisi perencanaan untuk dicapaikan integrasi system
• Strategi dalam implementasi integrasi 1. Konektifitas berbasis non jalan/darat (air dan udara untuk konektifitas IKN dan diluar IKN) disiapkan untuk tahap awal, 2. Dengan volume yang bervariasi maka infrastruktur dan moda yang disediakan dari bersifat massal sampai dengan individual berkinerja tinggi (darat, air,udara), 3. Pada setiap momentum intensifikasi intensitas, dijadikan momentum untuk mempertegas opsi koneksi IKN dan luar IKN, 4. Saat rencana IKN yang resmi telah dirilis, ikut tahapan dari pembangunan IKN untuk adjustment teknis integrasikan rencana IKN dan luar IKN